Bismillah alhamdulillah
washolatu wassalamu ala Rasulillah. Amma ba’du.
Abu Hurairah rd
meriwayatkan bahwa Rasulullah shallalahu alaihi wasallam bersabda :
«كلُّ
عملِ ابنِ آدَمَ لهُ؛ الحسنةُ بعشرِ أمثالِها إلى سبعِ مئةِ ضعفٍ. قالَ اللهُ: إلاَّ الصِّيامَ، فإنَّهُ لي وأنا أجْزي بِهِ.إنَّهُ تَرَكَ شهوتَهُ وطَعامَهُ وشرابَهُ مِن أجلي.
“Setiap amal anak Adam
untuknya, kebaikan itu dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat hingga tujuh
ratus kali lipat. Allah azza wajalla berfirman; kecuali puasa, sesungguhnya
puasa itu untuk-Ku dan Aku yang memberikan pahalanya. Dia meninggalkan
syahwatnya, makan dan minumnya karena-Ku..” (HR. Bukhari dan Muslim)
Sebagaimana yang kita ketahui
bahwa semua amal sholih yang dikerjakan seorang hamba akan dibalas oleh Allah
swt termasuk puasa di dalamnya, lalu apa maksudnya pengkhususan puasa unutuk
Allah dan Dia yang akan memberikan pahalanya dalam hadits di atas..?
Al Hafizh Ibnu Hajar rh mengatakan:
Dan telah terjadi perbedaan pendapat ulama dalam menafsirkan makna dari sabda
Nabi shallalahu alaihi wasallam “kecuali puasa, sesungguhnya puasa itu
untuk-Ku dan Aku yang memberikan pahalanya. Padahal semua amal sholih
itu Dialah yang akan membalasnya.
Beliau menyebutkan ada 10
pendapat para ulama tentang makna hadits tersebut. Setelah beliau rh
menyebutkan semua pendapat itu, beliau mengatakan bahwa pendapat yang paling
dekat dengan kebenaran adalah pendapat yang pertama dan kedua.
Berikut ini penulis akan
menyebutkan secara ringkas kedua pendapat yaitu;
1. Ibadah
puasa tidak terjadi riya di dalamnya tidak seperti yang terjadi pada (ibadah
lain) selain puasa.
Abu Ubaid rh berkata:
Sungguh kita telah mengetahui bahwa semua amal kebaikan itu untuk Allah dan
Dialah yang membalasnya. Maka kami memandang - Allah lebih tahu – bahwa pengkhususan
ibadah puasa untuk Allah karena orang yang puasa itu tidak tampak bagi manusia
karena ia niat di dalam hati.
Imam Al Qurthubu rh
berkata: Ketika amal-amal kebaikan itu memungkinkan dimasuki riya sedang puasa
tidak diketahui hakikat orang sedang puasa kecuali Allah, maka Allah sandarkan
puasa kepada diri-Nya, oleh karena itu disebutkan dalam hadits “dia
meninggalkan syahwatnya karena-Ku.”
Ibnul jauzi rh berkata:
Seleruh ibadah tampak jika dikerjakan dan amal yang tampak rentan dimasuki riya
berbeda dengan puasa.
2. Maksudnya
bahwa hanya Allah yang tahu kadar pahala dan kelipatannya. Adapun ibadah-ibadah selainnya
telah diketahui oleh sebagian manusia tentang kadar dan kelipatan pahalanya.
Imam al Qurthubu rh
berkata: Artinya bahwa kadar pahala ibadah-ibadah (selain puasa) telah
disingkap kepada manusia dan pahalanya dilipatgandakan mulai dari sepuluh
hingga tujuh ratus kali lipat sampai kelipatan yang Allah kehendaki, kecuali puasa,
Allah akan membarikan pahalanya tanpa kadar tertentu.
Dalam sebuah ayat disebutkan
“sesungguhnya orang-orang yang bersabar akan diberikan pahala tanpa batas.”
(QS. Az Zumar: 10).
Ibnu Hajar rh berkata:
orang-orang yang sabar adalah orang-orang yang bepuasa menurut kebanyakan
pendapat ulama. Hal ini juga dikatakan oleh ibnu Uyainah rh.
Demikian ringkasan
pendapat yang bisa penulis rangkung dari penjelasan imam Ibnu Hajar dalam kitab
Fathul Bari. Bagi yang ingin membaca lebih jauh silahkan bisa merujuh ke kitab
tersebut. Semoga bermanfaat bagi pemabaca sekalia.
Wallahu A’lam
Ahmad jamaludin Al Atjehi,
Lc
Artikel: elmajalis.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar