Manusia secara
tabiatnya tentu sangat cinta kepada yang namanya harta. Harta terlihat begitu
indah dan mempesona bagi sebagian orang, sehingga ia tak peduli dengan cara
apakah ia mendapatinya.
Harta adalah
salah satu karunia yang Allah berikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki,
tapi bukan cuma-cuma, bukan dikasih sebagai bonus, tapi harta itu diberikan untuk
menguji keimanan sang hamba, apakah dia akan bersyukur atau sebaliknya.
Perhatikanlah
hadits berikut ini dimana Nabi saw menjelaskan tentang mana yang
sebenarnya harta kita, sehingga kita tidak tertipu oleh harta tersebut.
عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ ابْنِ مَسْعُوْد رضي الله عنه قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ((أَيُّكُمْ مَالُ وَارِثِهِ أَحَبُّ إِلَيْهِ مِنْ
مَالِهِ؟)) قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا مِنَّا أَحَدٌ إِلَّا مَالُهُ أَحَبُّ
إِلَيْهِ, قَالَ:((فَإِنَّ مَالَهُ مَا قَدَّمَ وَمَالَ وَارِثِهِ مَا أَخَّرَ)). رواه
البخاري
Artinya:
Dari Abdullah bin Mas’ud rd ia berkata, Nabi saw bersabda: “Siapakah diantara
kalian yang harta ahli warisnya lebih ia cintai daripada hartanya sendiri?”
Mereka (para shahabat) menjawab, Tidak ada diantara kami kecuali hartanya lebih
ia cintai, Beliau saw
bersabda:
“Sungguh hartanya adalah apa yang telah ia infakkan dan harta ahli warisnya
adalah yang ia tinggallakan (tidak diinfakkan).” (HR. Bukhari)
Kosakata:
وَارِثِهِAhli
warisnya:
مَا قَدَّمَApa
yang infakkan:
مَا أَخَّرApa
yang ditinggalkan:
أَحَبُّLebih
ia cintai:
Syarah
Ringkas:
Secara tabiat, manusia pasti mencintai
yang namanya harta. Akan tetapi mereka berbeda-beda dalam kadar kecintaan terhadap
harta tersebut. Ada diantara mereka yang mencintai harta melebihi cintanya
kepada Allah dan rasul-Nya, bahkan hak Allah dan rasul-Nya diabaikan demi
meraup harta tersebut, sehingga hartanya akan membuat dia celaka dan sengsara
di dunia lebih-lebih di hari akhirat. Dan diantara mereka ada yang menjadikan
harta sebagai sarana meraih pahala dan keuntungan di dunia maupun di akhirat
dan inilah sejatinya orang yang mendapatkan manfaat dari hartanya.
Oleh karena itu, Rasulullah saw dalam
hadits yang mulia ini ingin menjelaskan kepada kita bahwa harta yang yang
sebaenarnya atau harta yang akan memberi manfaat bagi kita di hari akhirat
nanti adalah harta yang telah kita keluarkan di jalan Allah baik dengan
berinfak, bershadakoh, manyantuni anak yatim dan lain-lain. Adapun harta yang
lain seperti mobil yang mewah, rumah yang megah dan harta di tabungan yang
melimpah semuanya akan menjadi hak ahli waris kita ketika kita sudah menemui
ajal.
Faidah
Hadits:
1. Anjuran
untuk berinfak atau berderma.
2. Tabi’at
manusia adalah cinta kepada harta.
3. Pada
hakikatnya harta seseorang itu adalah apa yang telah diinfakkan.
4. Harta
yang ditinggal oleh seseorang ketika ia mati adalah milik ahli waris.
5. Bertanya
merupakan salah satu metode pengajaran yang baik dan bermanfaat.
Oleh: Abu Umair, Lc
Artikel: www.elmajalis.net
Oleh: Abu Umair, Lc
Artikel: www.elmajalis.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar