Islam dan ketaatan
Islam adalah agama yang dibangun dan dilandaskan atas ketaatan dan
ketundukan kepada Allah swt dan Rasul-Nya , sehingga eksistensi sebuah ketaatan dan ketundukan merupakan
suatu keniscayaan bagi setiap muslim. Seorang muslim sejati akan senantiasa
bersikap atau berkata ‘Sami`na wa Atho`na’ (kami mendengar dan kami
taat) jika berhadapan dengan firman Allah dan Hadits Rasulullah saw.
Hal ini telah Allah swt jelaskan di dalam al-Quran dengan sangat gamblang dan tegas.
Allah
swt berfirman:
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ
وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ
الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ
ضَلَالًا مُبِينًا
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin
dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah
menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang
urusan mereka. dan Barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya Maka sungguhlah
dia telah sesat, dengan kesesatan yang nyata. (QS.
Al-Ahzab: 36)
إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ
الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ
أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Sesungguhnya
jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil
kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara merek ialah
ucapan. "Kami mendengar, dan Kami patuh". dan mereka Itulah
orang-orang yang beruntung.” (QS.
An-Nuur: 51)
Dan sungguh aneh dimana ada sebagian dari orang yang mengaku Islam,
akan tetapi mereka lebih mendahulukan akal atau hasil pemikiran mereka daripada
ayat-ayat Allah dan hadits-hadits Nabi saw. Oleh karena itu, seorang
muslim harus benar-benar mengerti akan hakikat masalah ini.
Jadi, jelaslah bagi kita bahwa hanya Allah dan Rasul-Nyalah yang
harus dan wajib ditaati secara mutlak dan totalitas. Semoga artikel singkat ini mampu memberikan manfaat bagi pembaca sekalian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar