Sahabat
sekalian, tidak bisa dipungkiri bahwa kisah memiliki pengaruh besar pada diri
seseorang, apalagi kisah-kisah tersebut bersumber dari manusia termulia yang
pernah berjalan dimuka bumi ini yaitu Rasulullah
. Kita ingin memahami dan
memetik beberapa pelajaran dari kisah-kisah nabawiyah tersebut. Berikut ini
Sahabat Gerimis akan penulis ketengahkan salah satu kisah yang sangat menarik dan
penuh ibroh tentang seorang tabi’in yang sangat berbakti kepada ibunya.

Dari Usair
bin Amr ia berkata: “Tatkala Umar bin Khaththab
kedatangan serombongan penduduk Yaman, ia
bertanya, ‘Apakah ada diantara kalian yang bernama Uwais bin ‘Amir?’ Ia
menjawab, ‘Ya’. ‘Umar bertanya lagi, ‘Apakah kamu dari murad dan dari Qaran?’
Ia menjawab, ‘Ya.’ ‘Umar bertanya lagi, ‘Apakah kamu dulu pernah mengalami
sakit belang kemudian sembuh kecuali tinggal sebesar (mata uang) dirham?’ Ia
menjawab, ‘Ya.’ ‘Umar kembali bertanya, ‘Apakah kamu masih mempunyai ibu?’ Ia
menjawab, ‘Ya, masih.’

‘Umar menjelaskan,
‘Saya mendengar Rasulullah
bersabda’, “Kelak kamu akan bertemu dengan
orang yang bernama Uwais bin ‘Amir bersama dengan serombongan penduduk Yaman.
Ciri-cirinya, ia berasal dari Murad dan Qaran, pernah menderita penyakit belang
kemudian sembuh, kecuali tersisa bekas sebesar dirham. Dia masih mempunyai ibu
dan ia sangat berbakti kepadanya. Seandainya dia bersumpah (berdoa) kepada
Allah, pasti Allah akan mengabulkannya. Jika kamu bisa, mintalah agar ia
memohon ampun untuk dirimu.” Oleh karena itu, mohonkanlah ampun untuk
diriku. Kemudian ia memohonkan ampun untuk Umar.

Setelah
itu, ‘Umar bertanya, ‘Engkau hendak kemana lagi?’ Ia menjawab, ‘Ke Kufah.’ ‘Umar
menawarkan, ‘Bolehkah aku menulis surat kepada ‘Amil (gubernur) di Kufah untuk
membantumu?’ Ia menjawab, ‘Saya lebih senang menjadi orang biasa.’ Pada tahun
berikutnya, ada seorang terkemuka dari penduduk Yaman yang melaksanakan ibadah
haji dan berjumpa dengan ‘Umar. Kemudian ‘Umar menanyakan kepadanya tentang
Uwais. Orang tersebut menjawab, ‘Saya meninggalkan dia dalam keadaan sangat
menyedihkan, rumahnya sangat kecil dan tergolongan miskin.’ ‘Umar berkata, ‘Sesungguhnya
saya mendengar Rasulullah
bersabda, “Kelak kamu akan bertemu dengan
orang yang bernama Uwais bi ‘Amir bersama dengan serombongan penduduk Yaman.
Ciri-cirinya, ia berasal dari Murad dan Qaran, pernah berpenyakit belang lalu
sembuh, kecuali tersisa bekas sebesar dirham. Dia masih mempunyai ibu dan ia
sangat berbakti kepadanya. Seandainya dia bersumpah (berdoa) kepada Allah, pasti
Allah akan mengabulkannya. Jika kamu mampu, mintalah agar ia memohon ampun
untuk dirimu.”

Setelah pulang, orang itu
menemui Uwais dan berkata, ‘Mohonkanlah ampun untuk diriku.’ Uwais menjawab,
seharusnya anda yang mendoakan untuk saya, karena anda baru saja pulang dari
bepergian yang baik (haji).’ Orang itu bertanya, ‘kamu pernah bertemu dengan ‘Umar?’
Uwais menjawab, ‘Ya.’ Kemudian Uwais menyadari (maksud orang tersebut) dan
kemudian beliau memohonkan ampun untuk orang tersebut. Sesudah itu, orang-orang
mengenalnya dan berbondong-bondong meminta agar dia memohonkan ampun untuk
mereka. Melihat keadaan demikian, akhirnya Uwais pergi untuk menyendiri.” (HR. Muslim)
Dalam riwayat Imam Muslim lainnya disebutkan, Dari Usair
bin Jabir bahwa ahli Kufah berkunjung kepada ‘Umar
dan diantara mereka ada seorang lelaki yang
menghina-hinakan Uwais. Lalu ‘Umar bertanya, ‘Apakah di situ ada seorang
dari keturunan Qaran?’ Orang yang dimaksudkan itu datang kepadanya. Kemudian
‘Umar berkata, Sesungguhnya Rasulullah
telaha bersabda, “Sesungguhnya ada seorang
lelaki dari Yaman akan datang pada kalian, ia bernama Uwais. Dia tidak
meninggalkan sesuatu di Yaman kecuali seorang ibu. Ia mempunyai penyakit
belang, lalu berdoa kepada Allah
, lalu Allah menyembuhkan penyakitnya itu,
kecuali di suatu tempat sebesar uang dinar atau dirham. Maka barangsiapa di
antara kalian semua bertemu dengannya, hendaklah meminta padanya agar ia
memohonkan ampun bagi kalian.”



Disebutkan
juga dalam riwayat Imam Muslim dari ‘Umar dimana beliau bertutur, ‘Saya
mendengar Rasulullah
bersabda, “Sesungguhnya sebaik-baik tabi’in
ialah seorang yang bernama Uwais. Ia mempunyai seorang ibu dan pada tubuhnya
ada putih-putih (penyakit belang), maka mintalah ia agar memohonkan ampun untuk
kalian.”

Sumber;
Terjemah kitab Riadhus Shalihin, karya Imam An-Nawawi
.

~ Pernah dimuat di majalah Gerimis ~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar